
Jakarta, Beritapagi – Sebuah fenomena yang mengejutkan terjadi di Jepang, di mana sebuah hotel cinta beralih fungsi menjadi rumah duka. Perubahan ini langsung memicu perbincangan hangat di media sosial, dengan banyak warganet yang mengaitkan kejadian tersebut dengan penurunan tajam tingkat kelahiran dan populasi penduduk Jepang yang semakin menua.
Menurut laporan South China Morning Post, seorang pengguna media sosial mengunggah foto sebuah bekas hotel cinta yang terletak di prefektur Saitama, Jepang timur, yang kini telah diubah menjadi rumah duka pada Februari 2025.
Sejarah Hotel Cinta di Jepang
Hotel cinta, yang mulai berkembang di Jepang pada akhir 1960-an, sempat menjadi industri yang sangat populer selama puncak ekonomi negara tersebut. Hotel-hotel ini memberikan privasi bagi pasangan yang ingin menikmati waktu bersama di kamar-kamar yang dirancang khusus, dengan berbagai tema mulai dari mewah hingga sederhana, tetapi tetap menawarkan kenyamanan.
Beberapa hotel cinta bahkan dikenal dengan dekorasi unik dan tak jarang aneh, seperti tema pesawat luar angkasa, anime, atau negeri ajaib. Namun, seiring berjalannya waktu, tren ini mulai menurun.
Perubahan Menjadi Rumah Duka
Di Saitama, bekas hotel cinta yang kini berubah menjadi rumah duka, memiliki suasana yang sangat berbeda. Kamar-kamar yang dulunya dihiasi dengan tema-tema unik, kini dicat putih dengan suasana khidmat, seolah menciptakan tempat yang tenang dan penuh penghormatan. Bagi beberapa orang, perubahan fungsi ini menyimbolkan “dari buaian hingga liang lahat.”
Komentar warganet pun beragam. Seorang pengamat daring Jepang berkomentar, “Ini benar-benar seperti ‘dari buaian hingga liang lahat’,” sementara warganet lain menyatakan, “Saya membayangkan beberapa orang memulai dan mengakhiri hidup mereka di tempat yang sama.” Ada juga yang menyatakan ketidaksetujuannya, “Saya tidak ingin pemakaman saya diadakan di bekas motel cinta.”
Penurunan Tingkat Kelahiran dan Populasi Lansia di Jepang
Fenomena ini juga dilihat sebagai gambaran dari masalah sosial yang lebih besar di Jepang. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, angka kelahiran pada 2024 tercatat mencapai titik terendah, hanya 720.988 kelahiran, yang merupakan penurunan lima persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menjadi penurunan yang terus berlanjut selama sembilan tahun berturut-turut.
Di sisi lain, populasi lansia di Jepang semakin meningkat. Pada September 2024, tercatat sekitar 36,25 juta orang berusia 65 tahun atau lebih, yang setara dengan 29,3 persen dari total populasi. Diperkirakan, jumlah lansia ini akan meningkat menjadi 34,8 persen pada tahun 2040.
Bahkan, hotel cinta yang terdaftar di Jepang juga mengalami penurunan jumlah, dari 5.670 pada 2016 menjadi 5.183 pada 2020, sebagaimana dilaporkan oleh Badan Kepolisian Nasional Jepang.
Refleksi Sosial di Balik Perubahan
Perubahan fungsi hotel cinta menjadi rumah duka ini menjadi sebuah cerminan dari perubahan sosial yang tengah terjadi di Jepang, di mana penurunan angka kelahiran dan peningkatan populasi lansia menuntut penyesuaian dalam berbagai aspek kehidupan. Bagi sebagian orang, perubahan ini mungkin mengandung pesan tentang kehidupan dan kematian, serta bagaimana masyarakat menghadapi tantangan demografis yang terus berkembang.