
Jakarta, Beritapagi – Alibaba, raksasa teknologi asal China, sempat menghadapi masa-masa sulit setelah pendirinya, Jack Ma, meninggalkan perusahaan akibat ketegangan dengan pemerintah. Perusahaan ini juga menjalani restrukturisasi besar-besaran dan beberapa eksekutif pentingnya mengundurkan diri. Selain itu, persaingan yang semakin ketat di sektor e-commerce, terutama dengan kehadiran pendatang baru seperti PDD Holdings, semakin memperburuk posisi Alibaba di dunia teknologi China.
Namun, sejak akhir tahun lalu, Alibaba mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Perusahaan ini kini kembali semangat untuk mendorong adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI), yang semakin menjadi fokus utama.
Baru-baru ini, Alibaba mendapatkan kehormatan besar dengan ditunjuk oleh Apple sebagai mitra dalam mengembangkan sistem kecerdasan buatan Apple Intelligence untuk produk-produk yang dijual di China. Ini menjadi langkah penting dalam usaha Alibaba mengukuhkan posisinya di sektor AI.
Yang lebih menarik, perusahaan teknologi Manus AI, yang baru saja diluncurkan dan digadang-gadang sebagai “DeepSeek kedua” dari China, baru-baru ini mengumumkan kemitraan strategis dengan model AI Qwen milik Alibaba. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kedua pihak. Manus AI bisa memperkuat posisinya sebagai pelopor agen AI general pertama di dunia, sementara Alibaba akan memperoleh keuntungan dalam bersaing di pasar AI yang semakin kompetitif.
Berbeda dengan chatbot pada umumnya, agen AI general memiliki kemampuan untuk beroperasi layaknya karyawan digital, mengeksekusi berbagai tugas secara mandiri, dan membutuhkan prompt yang jauh lebih minim. Manus AI yang baru dirilis pekan lalu bahkan diklaim telah melampaui kemampuan agen AI milik OpenAI, DeepResearch, seperti yang dikutip oleh Reuters pada Rabu (12/3/2025).
Tak heran, kehadiran Manus AI langsung viral setelah peluncurannya. Pembahasan tentang produk ini memadati media sosial di China, dengan banyak orang membicarakan dengan penuh antusiasme.
Kemitraan antara Manus AI dan Qwen diperkirakan akan menjadi gebrakan baru di industri teknologi, yang masih terguncang setelah peluncuran DeepSeek. Tujuan utama dari kemitraan ini adalah untuk mengintegrasikan fungsi Manus sebagai agen AI dengan model AI dan platform komputasi milik Alibaba.
“Kami sangat antusias untuk berkolaborasi dengan lebih banyak inovator AI global,” kata seorang juru bicara Alibaba.
Manus AI, yang berpusat di Beijing dan Wuhan, merupakan bagian dari Beijing Butterfly Effect Technology. Sejak diluncurkan, produk ini telah menarik perhatian pengguna di X (sebelumnya Twitter) dengan menawarkan banyak layanan secara gratis.
Namun, perlu dicatat bahwa akses ke agen AI ini saat ini hanya terbatas untuk undangan saja (invitation-only) melalui situs web resmi Manus. Saking tingginya antusiasme masyarakat, situs web Manus sempat mengalami malfungsi, yang kemudian diakui oleh perusahaan tersebut.