
Jakarta, Beritapagi – Para pemimpin Uni Eropa (UE), kecuali Perdana Menteri Hungaria Viktor Orbán, menyatakan kesiapan untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia dengan menjatuhkan sanksi lebih lanjut. Pernyataan ini disampaikan setelah perundingan tingkat tinggi yang diadakan di Brussels.
Dalam pertemuan tersebut, blok UE sepakat untuk memperkuat langkah-langkah yang ada dan siap mengenakan sanksi tambahan terhadap Rusia, setelah berdialog dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang bergabung melalui sambungan video.
“Sanksi harus tetap diberlakukan sampai Rusia mulai menarik diri dari tanah kami dan sepenuhnya mengganti kerugian yang disebabkan oleh agresinya,” tegas Zelensky kepada para pemimpin UE, seperti dikutip dari The Guardian pada Jumat (21/3/2025).
Penolakan Orbán Menghancurkan Persatuan Uni Eropa
Namun, kesepakatan itu terganggu oleh penolakan Viktor Orbán untuk mendukung teks UE yang menyatakan dukungan terhadap Ukraina. Teks tersebut meminta Rusia untuk menunjukkan kemauan politik yang nyata untuk mengakhiri perang. Orbán juga menolak untuk mendukung posisi UE ini dua pekan lalu.
Penolakan Orbán untuk mendukung Ukraina semakin memunculkan keraguan tentang kemampuan Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi baru atau memperbarui sanksi yang sudah ada. Meski demikian, para diplomat merasa optimis karena Hungaria biasanya pada akhirnya tetap setuju dengan rencana UE.
Zelensky, meskipun tidak menyebutkan nama negara, mengkritik sikap ini dengan mengatakan, “Sangat anti-Eropa ketika satu orang menghalangi keputusan yang penting bagi seluruh benua atau yang telah disepakati.”
Diskusi Tentang Pertahanan Eropa dan Ketergantungan pada AS
Di sisi lain, Financial Times melaporkan bahwa kekuatan militer terbesar Eropa, termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman, sedang mendiskusikan cara untuk mengambil tanggung jawab lebih besar dalam pertahanan Eropa. Negara-negara ini berencana untuk mengusulkan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar beban finansial dan militer dipindahkan ke ibu kota Eropa dalam periode lima hingga sepuluh tahun mendatang.
Setelah pertemuan puncak tersebut, Presiden Prancis Emmanuel Macron memuji kebijakan “Beli Eropa” yang dipandang sebagai perubahan doktrin utama di Eropa. Kebijakan ini bertujuan untuk membuat benua tersebut lebih mandiri dalam hal pertahanan.
Dalam perkembangan positif bagi Prancis, Komisi Eropa telah mengusulkan pinjaman 150 miliar euro untuk program persenjataan, dengan pengecualian bagi negara-negara yang tidak memiliki pakta pertahanan dengan Uni Eropa, seperti Inggris dan AS.
Macron akan Tuan Rumah Pertemuan dengan Zelensky di Paris
Macron juga mengumumkan bahwa ia akan menjadi tuan rumah bagi pertemuan para pemimpin Eropa dengan Zelensky di Paris pada Kamis mendatang. Pertemuan ini akan membahas berbagai topik penting, termasuk bantuan militer langsung untuk Ukraina, upaya gencatan senjata, dan kemungkinan pengerahan pasukan.
Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menekankan pentingnya mengembangkan basis industri pertahanan di Eropa. Ia menyatakan bahwa negara-negara terkait dapat turut serta dalam usaha ini.
“Ini adalah miliaran euro yang akan kami belanjakan, dan kami menginginkan pengembalian investasi,” kata von der Leyen. “Dana tersebut akan digunakan untuk menciptakan lapangan kerja yang baik.”